pengertian dari “Kebudayaan” dan “Peradaban” secara umum maka keduanya adalah hampir mirip akan tetapi
sebenarnya memiliki makna yang berbeda. Kebudayaan melahirkan peradaban dan
peradaban lahir dari kebudayaan, dan tidak ada manusia yang tidak berbudaya
karena tidak ada manusia yang hidup sendirian. Kata ”kebudayaan” berasal
dari (bahasa Sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi”
yang berarti budi atau akal. “Kebudayaan” dalam bahasa Inggris disebut
culture. Sebuah istilah yang relatif baru karena istilah ‘culture’ sendiri
dalam bahasa Inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Hal ini
dapat dimengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang
berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu
juga diberi arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Seorang antropolog
lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New
York; Brentano’s, 1924), hal 1, pernah mencoba memberikan definisi mengenai
kebudayaan sebagai yaitu; “Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggot masyarakat”. Istilah “peradaban” dalam bahasa Inggris
disebut civilization. Istilah peradaban ini sering dipakai untuk menunjukkan
pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu
perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya
yang halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat
pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi. Huntington memberi definisi bahwa peradaban adalah sebuah
identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur
obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun
melalui identifikasi diri yang subyektif. Dari beberapa pengertian
“kebudayaan” dan “peradaban” tersebut di atas tampak sekali terdapat perbedaan
di antara keduanya. Dengan demikian, maka sebuah bangunan yang indah sebagai
karya arsitektur mempunyai dua dimensi yang saling melengkapi: dimensi seni dan
falsafahnya berakar pada kebudayaan, sedangkan kecanggihan penggunaan material
dan pengolahannya merupakan hasil peradaban. Dengan kata lain, kebudayaan ialah
apa yang kita dambakan, sedangkan peradaban ialah apa yang kita pergunakan.
Kebudayaan tercermin dalam seni, bahasa, sastra, aliran pemikiran, falsafah dan
agama, bentuk-bentuk spritualitas dan moral yang dicita-citakan, falsafah dan
ilmu-ilmu teoritis.
2. WUJUD KEBUDAYAAN DAN UNSURNYA
Wujud kebudayaan
merupakan hasil atau bentuk dari kegiatan kebudayaan itu sendiri. Wujud
kebudayaan itu sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu,
1. Wujud Ide
Wujud tersebut
menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba,
dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat
dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat
sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2. Wujud
perilaku
Wujud
tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan
berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan
didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas
manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya
dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud
Artefak
Wujud ini disebut
juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling
konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi,
bangunan, baju, kain komputer dll.
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya
pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai
kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh
unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian
disebut unsur-unsur kebudayaan universal. Meliputi, bahasa, Sistem
Pengetahuan, Organisasi Sosial, Sistem Peralatan Hidup dan
Teknologi, Sistem Mata Pencaharian, religi, dan kesenian itu sendiri.
3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT, dan KEBUDAYAAN
Dalam hal membahas tentang hubungan
antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu
sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling
berhubungandengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah
mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang
dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin
mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh
masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur
bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola
tertentu”. Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari
luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu . Dengan
demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku
manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan
adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah
(nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai
estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan
patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam
masyarakat. Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan
merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai
sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural
determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters”
menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun
kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh
bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi yang
kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara maju,
tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP
perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan karena
bangsa Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu seperti
hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki
masyarakat Ghana. Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia,
yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu
dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam
bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan
untuk memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan
oleh kebudayaan itu. Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah
penentu penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena budaya
membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan kesempatan.
Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan proses aktivitas
yang bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk merubah dan
meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih baik dan
wajar dari waktu ke waktu.
4. PENGARUH BARAT DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
Kebudayaan barat yang disebut kebudayaan modern itu bermula
pada jaman Renaisance. Ketika Vasko da Gama, sebagai wakil
kebudayaan barat berhasil mengelilingi Afrika dan mendarat di Kalikut, maka
terbentanglah bagi seluruh Asia suatu sejarah baru. Sejak itulah bangsa Eropa
yang sudah modern itu berbondong-bondong datang ke Asia dan secara
perlahan-lahan membenamkan cengkraman kuku penjajahnya yang membuat sengsara
bangsa-bangsa di benua ini, termasuk Indonesia. Bangsa-bangsa Portugis, Inggris
dan Belanda saling berdatangan ke nusantara kita. Kedatangan mereka yang semula
berlatar belakang perdagangan itu kemudian berubah menjadi
penjajahan. Pertemuan dengan bangsa-bangsa Eropa telah memperkenalkan
kepada kita unsure-unsur budaya sbb : ilmu pengetahuan / teknologi, system
social, system ekonomi, peralatan, bahasa Eropa, kesenian ( sastra, tari,
music, bangunan ) dan agama Kristen. Disamping itu mereka juga
memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang merupakan unsure penting bagi
terbuka lebarnya komunikasi budaya internasional. Memang tidak bias dipungkiri
lagi bahwa kebudayaan barat besar sekali sumbangnya di bidang ilmu
pengetahuan/teknologi, system ekonomi, dan system demokrasi bagi masyarakat
indonesia. Pengaruh kebudayaan barat sangat nya dengan adanya proses
modernisasi kehidupan masyarakat kita. Dua pendapat budayawan tentang
kebudayaan nasional, yaitu : Kebudayaan
nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni bumi
nusantara ini. Kebudayaan nasional adalah hasil sintesa dari berbagai
jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru. Berdasarkan
pengertian / definisi kebudayaan, bahwa kebudayaan ialah system gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia, maka kita bisa mencari unsure-unsur budaya
mana yang mengandung kesamaan itu dan bisa diterima secara umum. Beberapa diantaranya ialah: Pancasila, adalah falsafah
Negara Republik Indonesia yang sudh diterima oleh seluruh rakyat dan menjadi
pedoman bertindak yang mantap bagi bangsa Indonesia. Sifat UUD’45, adalah
mengikat semua pihak agar tidak bisa berbuat semaunya sendiri, semau
pemerintah, lembaga-lembaga Negara Indonesia. Para pemuda Indonesia pada
hari tersebut telah bertindak mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda, yakni : mengaku
satu nusa, satu bangsa, satu bahasa : Indonesia. Tindakan itu bertujuan untuk
mempersatukan pemuda-pemuda Indonesia yang terdiri berbagai suku dan tersebar
di berbagai pulang nusantara. Baik bendera sang Dwi Warna, Lagu Nasional
Indonesia Raya maupun Lambang Garuda Pancasila adalah hasil karya agung bangsa
Indonesia sendiri. Ketiga hasil budaya ini telah ikut dimantapkan kehadirannya
di bumi nusantara pada konggres pemuda tersebut di atas. Kedudukannya semakin
diperkokoh melalui konggres tersebut sehingga menjadi samapi sekarang tetap
menjadi kebanggaan seluruh bangsa. Bahasa Indonesia, Inipun
merupakan produk bangsa Indonesia yang mampu menghimpun Indonesia berasal dari
induk bahasa melayu / Austronesia ini akar-akarnya memang telah menyebar di
seluruh pulau-pulau nusantara ini. Meskipun masing-msing suku telah mempunyai
bahasa sendiri, namun mereka dengan mudah bisa menerima bahasa melayu sebagai
bahasa nasinal karena banyak akar katanya sudah sama dengan istilah-istilah di
daerah masing-masing. Kepercayaan pada roh nenek
moyang, Memang di semua suka Indonesia dari masa purba hingga
sekarang, pemujaan roh nenek moyang tetap berlangsung walaupun sudah mengalami
gempuran pengaruh Hindu-Islam dan Barat. Sikap ramah dan gotong royong, Ini
merupakan sikap khas bangsa Indonesia yang terkenal di dunia internasional.
Sebagian besar suku-suku di Indonesia bersikap ramah dengan ekspresi senyum,
ingin menolong dan menyenangkan orang lain. Sikap ini berkaitan erat dengan
sikap gotong royong yang merupakan cirri masyarakat tradisional. Modernisasi dan pembangunan, Ini merupakan ide dan
tindakan pemerintah serta rakyat Indonesia sebagai jawaban atas keterbelakangan
yang melanda masyarakat. Ide dan tindakan ini keluar dari dorongan kenyataan
bahwa sumber-sumber alam semakin menipis, sedangkan tuntutan masyarakat makin
membengkak. Karena itu bangsa Indonesia harus bisa menguasai alam dan berani
merombak apa yang menjadi sebab keterbelakangan di bidang lain, misalnyan
pendidikan, ekonomi, keamanan, pertanian, perhubungan dan telekomunikasi.
5. KEBUDAYAAN DAN AGAMA
Budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang
dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani,
bertukang, berrelasi dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja
terdapat dalam soal teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam pikiran yang
kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, etos kerja dan pandangan
hidup. Yojachem Wach berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia
yang immaterial bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran
terhadap Tuhan. Interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka
memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan (Wach,
1998:187). Lebih tegas dikatakan Geertz (1992:13), bahwa wahyu membentuk
suatu struktur psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan
hidupnya, yang menjadi sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan
tingkah laku mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya
immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan. Faktor
kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda
walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama. Nuansa yang terjadi pada Islam
yang tumbuh dalam masyarakat di mana pengaruh Hinduisme yang kuat dengan yang
tidak adalah sangat berbeda. Jadi budaya juga mempengaruhi agama. Budaya agama
tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan
dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya (Andito, ed, 1998:282).Tapi
hal pokok bagi semua agama adalah bahwa agama berfungsi sebagai alat pengatur
dan sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya
dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur
masyarakat, adat istiadat dan lain-lain. Jadi ada pluraisme budaya berdasarkan
kriteria agama. Hal ini terjadi karena manusia sebagai homoreligiosus merupakan
insan yang berbudidaya dan dapat berkreasi dalam kebebasan menciptakan pelbagai
objek realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama. Memecahkan
kedudukan nisbah antara kebudayaan dan agama adalah essensial dan fundamental
sekali, karena masalah tersebut merupakan pemecahan akar/cabang berbagai
persoalan lainnya dari masalah terpokok termaksud di atas. Ada beberapa
pendirian mengenai nisbah antara agama dan kebudayaan, yaitu:
1.
Pendapat pertama: agama adalah
bagian dari kebudayaan, jadi kebudayaan mencakup agama.
2.
Pendapat kedua: Kebudayaan adalah
bagian dari agama, jadi agama mencakup kebudayaan.
Agama samawi dan
agam kebudayaan tidak saling mencakup. Pada prinsipnya yang satu tidak
merupakan bagian dari pada agama yang lainnya, masing-masing berdiri sendiri.
Antara keduannya tentu saja dapat saling berhubungan erat seperti yang kita
saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana hubungan pasangan
suami-istri, yang dapat melahirkan putra, namun suami bukan bagian dari istri,
demikian pula sebaliknya.
Agama Budaya, Agama
Kebudayaan, Agama Filsafat ialah Agama Bumi, ialah agama hasil ciptaan manusia.
Kebudayaan Agama adalah kebudayaan yang dilandasi oleh ajaran agama tertentu,
seperti Kebudayaan Islam, Kebudayaan Yahudi, Kebudayaan Nasrani, Kebudayaan
Hindu, Kebudayaan Konghucu, dan lain sebagainya.
oke,..
BalasHapusterima kasih ya atas saranyanya mohon dimaklumi karena masih pemula menggunakan blog,..