Kamis, 15 November 2012

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Cinta Kasih Seorang Ibu

Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit.
Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anak satu-satunya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi.Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang, namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan :
“Tuhan tolong sadarkan anakku yang kusayangi, supaya tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati”
Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya. Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap Kemudian dia dibawa ke hadapan raja utk diadili dan dijatuhi hukuman pancung.

Pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi. Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu dia menangis meratapi anak yang dikasihinya dan berdoa berlutut kepada Tuhan :
“Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosa nya”
Dengan tertatih tatih dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan. Tapi keputusan sudah bulat, anakknya harus menjalani hukuman

Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah. Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan. Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan.

Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berbondong-bondong manyaksikan hukuman tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pancungnya dan anak sudah pasrah dengan nasibnya. Terbayang di matanya wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berdentang. Sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang. Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada.

Saat mereka semua sedang bingung, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat. Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah.

Tahukah anda apa yang terjadi?. Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul di dalam lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air mata. Sementara si anak meraung raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya. Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng. Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya.

Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya.
Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya.

Marilah kita mengasihi orang tua kita masing masing selagi kita masih mampu. karena mereka adalah sumber 
kasih Tuhan bagi kita di dunia ini.

sumber: http://cerpen.web.id/articles/73/1/Cinta-Kasih-Seorang-Ibu/Page1.html

MANUSIA DAN CINTA



1.     Makna Cinta Kasih

Cinta kasih merupakan ungkapan atau luapan perasaan seorang manusia yang didukung oleh tingkah laku dan dipertimbangkan dengan akal sehat. Cinta kasih dengan tanggung jawab keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara sesama manusia, antara manusia dengan lingkngan, dan antara manusia dengan Tuhan.
Cinta disini memiliki arti perasaan yang lahir dari hati seseorang, yang timbul dengan sendirinya, tidak ditentukan oleh tempat, waktu, dan usia. Cinta yang tulus akan menimbulkan nilai - nilai yang selalu tulus memberikan cinta kepada yang kita sayangi.
Orang yang memiliki perasaan cinta kasih, hidupnya akan selau penuh gairah, banyak inisiatif, dan penuh kreatif. Bagi seorang seniman perilaku cinta kasih dituangkan dalam bentuk karya budaya sehingga dapat dinikmati pula oleh masyarakat. Dengan demikian, masyarakat dapat memetik nilai-nilai kemanusiaan yang terungkap melalui karya budaya itu.
Arti cinta kasih bukan hanya perasaan suka terhadap kekasih melainkan seberapa tuluskah kita mencintai apa yang kita cintai.

2.     Makna Kasih Sayang
Kasih sayang terdiri dari dua kosakata yaitu kasih dan sayang yang mangandung berbagai pengertian yang sangat luas. Yang dimaksud dari kasih sayang disini bukan merupakan tentang rasa cinta dan asmara seseorang antara adam dan hawa saja. Namun lebih universal lagi, kasih sayang bukan hanya pada sepasang kekasih saja melainkan bisa dengan sahabat, saudara, keluarga,dan yang lainnya. Harus ditekankan bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu mempunyai sifat yang ikhlas dan lebih memberi dari pada menerima, kepentingan diri sendiri selalu dinomor duakan demi memberikan  kebahagiaan pada orang yang dikasihi dan disayanginya.
Kekuatan dari kasih dan sayang itu semua adalah anugrah yang Tuhan beriakan kepada kita makhluk ciptaannya. dengan tujuan untuk menciptakan kehidupan tentram, damai didunia. Maka untuk itulah setiap orang harus mengerti satu sama lain agar kasih dan dalam sayang itu dapat terwujud dalam bentuk cinta, baik cinta dengan sesama manusia, lingkungan, dan dengan tuhan yang maha esa.
Hidup akan terasa begitu indah bila kita selalu diliputi dengan rasa saling mencintai, saling memberi kasih dan sayang tanpa saling membedakan dengan yang lainnya, sebab kita diciptakan didunia ini oleh Tuhan berbeda beda.

3.     Makna Kemesraan
Kemesraan merupakan perasaan simpatik terhadap lawan jenis yang akrab. Dengan kata lain hubungan akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk cinta atau asmara maupun yang sudah berkeluarga. kemesraan adalah perwujudan dari kasih sayang yang mendalam sampai kelubuk hati.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
·        Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
·        Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
·        Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.

4.     Makna Pemujaan
pemujaan adalah manifestasi cintan manusia kepada tuhan yang menciptakan kehidupan didunia yang dapat diwujudkan dengan bentuk komunikasi ritual. kecintaan manusia kepada tuhan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia didunia. hal tersebut adalah inti dari sifat pemujaan tersebut yang merupakan makna yang sebenarnya dalam hidup ini. Sebagai contoh dari bentuk pemujaan yang berupa ritual atau dengan kata lain berhubungan dengan suatu gerakan-gerakan dan ucapan khusus adalah cara bagai mana seseorang beribadah, misalnya bagi seorang muslim bentuk ritualnya adalah sholat, dan bagi seorang kristiani melaksanakan ritual pembaptisan.

5.     Makna Belas Kasihan
Belas kasihan, ( welas asih ), atau kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati, perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lainkebajikan di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian . Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia mengggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.

6.     Makna Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih erotis merupakan kehausan akan penyataan yang sempurna, akan penyatuan seseorang dengan yang lain. dengan kata lain cinta kasih erotis adalah pengalaman seseorang yang mengalami kemesraan yang dieksplorasi dengan hubungan intim seorang kekasih. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk melalkukan hubungan seksual dengan lawan jenis. dalam hubungan itu, hubungan fisik tadi tidak memperlihatkan sifat - sifat yang rakusatau serakah dalam keinginan untuk menaklukan atau ditaklukan, tetapi akan tercampur dengan kehalusan dalam kemesraan. Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih erotis merupakan interaksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemajuan, kedua-duanya benar, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak ada pada orang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat diputuskan apabila orang tidak tersukses didalamnya, merupakan gagasan yang sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itu. Didalam keadaan bagaimanapun, tidak boleh diputuskan.

Rabu, 14 November 2012

KEBUDAYAAN

1. KEBUDAYAAN DAN PERADAPAN

    pengertian dari “Kebudayaan” dan “Peradaban” secara umum maka keduanya adalah hampir mirip akan tetapi sebenarnya memiliki makna yang berbeda. Kebudayaan melahirkan peradaban dan peradaban lahir dari kebudayaan, dan tidak ada manusia yang tidak berbudaya karena tidak ada manusia yang hidup sendirian. Kata ”kebudayaan” berasal dari (bahasa Sansekerta) buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang berarti budi atau akal. “Kebudayaan” dalam bahasa Inggris disebut culture. Sebuah istilah yang relatif baru karena istilah ‘culture’ sendiri dalam bahasa Inggris baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Hal ini dapat dimengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu juga diberi arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Seorang antropolog lain, E.B. Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York; Brentano’s, 1924), hal 1, pernah mencoba memberikan definisi mengenai kebudayaan sebagai yaitu; “Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggot masyarakat”.  Istilah “peradaban” dalam bahasa Inggris disebut civilization. Istilah peradaban ini sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya yang berwujud unsur-unsur budaya yang halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi. Huntington memberi definisi bahwa peradaban adalah sebuah identitas terluas dari budaya, yang teridentifikasi melalui unsur-unsur obyektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi, maupun melalui identifikasi diri yang subyektif. Dari beberapa pengertian “kebudayaan” dan “peradaban” tersebut di atas tampak sekali terdapat perbedaan di antara keduanya. Dengan demikian, maka sebuah bangunan yang indah sebagai karya arsitektur mempunyai dua dimensi yang saling melengkapi: dimensi seni dan falsafahnya berakar pada kebudayaan, sedangkan kecanggihan penggunaan material dan pengolahannya merupakan hasil peradaban. Dengan kata lain, kebudayaan ialah apa yang kita dambakan, sedangkan peradaban ialah apa yang kita pergunakan. Kebudayaan tercermin dalam seni, bahasa, sastra, aliran pemikiran, falsafah dan agama, bentuk-bentuk spritualitas dan moral yang dicita-citakan, falsafah dan ilmu-ilmu teoritis.
2. WUJUD KEBUDAYAAN DAN UNSURNYA
     Wujud kebudayaan merupakan hasil atau bentuk dari kegiatan kebudayaan itu sendiri. Wujud kebudayaan itu sendiri terdiri dari 3 jenis yaitu,
       1. Wujud Ide
          Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
       2.  Wujud perilaku
             Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
        3. Wujud Artefak
            Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
     Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal. Meliputi, bahasa,  Sistem Pengetahuan, Organisasi Sosial,  Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, Sistem Mata Pencaharian, religi, dan kesenian itu sendiri.
3. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, MASYARAKAT, dan KEBUDAYAAN
    Dalam hal membahas tentang hubungan antara manusia, masyarakat, dan kebuayaan ketiganya saling berhubungan satu sama lain . Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungandengan kebudayaan. Mc Iver pakar sosiologi politik pernah mengatakan:”Manusia adalah makhluk yang dijerat oleh jaring – jaring yang dirajutnya sendiri”. Jaring – jaring itu adalah kebudayaan. Mc Iver ingin mengatakan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang diciptakan oleh masyarakat tetapi pada gilirannya merupakan suatu kekuatan yang mengatur bahkan memaksa manusia untuk melakukan tindakan dengan “pola tertentu”.  Kebudayaan bahkan bukan hanya merupakan kekuatan dari luar diri manusia tetapi bisa tertanam dalam kepribadian individu . Dengan demikian kebudayaan merupakan kekuatan pembentuk pola sikap dan perilaku manusia dari luar dan dari dalam. Unsur paling sentral dalam suatu kebudayaan adalah nilai – nilai yang merupakan suatu konsepsi tentang apa yang benar atau salah (nilai moral), baik atau buruk (nilai etika) serta indah atau jelek (nilai estetika). Dari sistem nilai inilah kemudian tumbuh norma yang merupakan patokan atau rambu – rambu yang mengatur perilaku manusia di dalam masyarakat. Dari uraian tersebut diatas jelas sekali bahwa kebudayaan merupakan unsur paling dasar (basic) dari suatu masyarakat, sehingga sampai sekarang sebahagian sosiolog dan antropolog masih menganut faham cultural determinism yaitu bahwa sikap, pola perilaku manusia dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya. Lawrence Harrison dalam bukunya “Culture Matters” menggambarkan bagaimana nilai – nilai budaya mempengaruhi kemajuan maupun kemunduran manusia (Harrison, 2000). Samuel Huntington memberi contoh bahwa pada tahun 1960-an Ghana dan Korea Selatan memiliki kondisi ekonomi yang kurang lebih sama. Tiga puluh tahun kemudian Korea telah menjadi Negara maju, tetapi Ghana hampir tidak mengalami kemajuan apapun dan saat ini GNP perkapitanya hanya seperlimabelas Korea Selatan. Ini disebabkan  karena bangsa Korea (selatan) memiliki nilai – nilai budaya tertentu seperti hemat, kerja keras, disiplin dan sebagainya. Semua ini tidak dimiliki masyarakat Ghana. Secara umum kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem pengetahuan, gagasan, ide, yang dimiliki oleh suatu kelompok manusia, yang berfungsi sebagai pengarah bagi mereka yang menjadi warga kelompok itu dalam bersikap dan bertingkah laku. Karena berfungsi sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku, maka pada dasarnya kebudayaan mempunyai kekuatan untuk memaksa pendukungnya untuk mematuhi segala pola acuan yang digariskan oleh kebudayaan itu. Dalam konteks Negara, kebudayaan merupakan sebuah penentu penting bagi kemampuan suatu Negara untuk makmur, oleh karena budaya membentuk pemikiran orang – orang mengenai resiko, penghargaan dan kesempatan. Sementara itu disisi lain, pembangunan pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang bersifat kontinyu dan terencana yang ditujukan untuk merubah dan meningkatkan kualitas kehidupan sosial ekonomi kearah yang lebih baik dan wajar dari waktu ke waktu.
4. PENGARUH BARAT DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
     Kebudayaan barat yang disebut kebudayaan modern itu bermula pada jaman Renaisance. Ketika Vasko da Gama, sebagai wakil kebudayaan barat berhasil mengelilingi Afrika dan mendarat di Kalikut, maka terbentanglah bagi seluruh Asia suatu sejarah baru. Sejak itulah bangsa Eropa yang sudah modern itu berbondong-bondong datang ke Asia dan secara perlahan-lahan membenamkan cengkraman kuku penjajahnya yang membuat sengsara bangsa-bangsa di benua ini, termasuk Indonesia. Bangsa-bangsa Portugis, Inggris dan Belanda saling berdatangan ke nusantara kita. Kedatangan mereka yang semula berlatar belakang perdagangan itu kemudian berubah menjadi penjajahan. Pertemuan dengan bangsa-bangsa Eropa telah memperkenalkan kepada kita unsure-unsur budaya sbb : ilmu pengetahuan / teknologi, system social, system ekonomi, peralatan, bahasa Eropa, kesenian ( sastra, tari, music, bangunan ) dan agama Kristen. Disamping itu mereka juga memperkenalkan huruf dan tulisan latin yang merupakan unsure penting bagi terbuka lebarnya komunikasi budaya internasional. Memang tidak bias dipungkiri lagi bahwa kebudayaan barat besar sekali sumbangnya di bidang ilmu pengetahuan/teknologi, system ekonomi, dan system demokrasi bagi masyarakat indonesia.  Pengaruh kebudayaan barat sangat nya dengan adanya proses modernisasi kehidupan masyarakat kita. Dua pendapat budayawan tentang kebudayaan nasional, yaitu : Kebudayaan nasional adalah berupa puncak dari budaya suku-suku yang menghuni bumi nusantara ini. Kebudayaan nasional adalah hasil sintesa dari berbagai jenis budaya suku tersebut, yang membentuk pola baru. Berdasarkan pengertian / definisi kebudayaan, bahwa kebudayaan ialah system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia, maka kita bisa mencari unsure-unsur budaya mana yang mengandung kesamaan itu dan bisa diterima secara umum. Beberapa diantaranya ialah: Pancasila, adalah falsafah Negara Republik Indonesia yang sudh diterima oleh seluruh rakyat dan menjadi pedoman bertindak yang mantap bagi bangsa Indonesia. Sifat UUD’45, adalah mengikat semua pihak agar tidak bisa berbuat semaunya sendiri, semau pemerintah, lembaga-lembaga Negara Indonesia. Para pemuda Indonesia pada hari tersebut telah bertindak mengucapkan ikrar Sumpah Pemuda, yakni : mengaku satu nusa, satu bangsa, satu bahasa : Indonesia. Tindakan itu bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda Indonesia yang terdiri berbagai suku dan tersebar di berbagai pulang nusantara. Baik bendera sang Dwi Warna, Lagu Nasional Indonesia Raya maupun Lambang Garuda Pancasila adalah hasil karya agung bangsa Indonesia sendiri. Ketiga hasil budaya ini telah ikut dimantapkan kehadirannya di bumi nusantara pada konggres pemuda tersebut di atas. Kedudukannya semakin diperkokoh melalui konggres tersebut sehingga menjadi samapi sekarang tetap menjadi kebanggaan seluruh bangsa. Bahasa IndonesiaInipun merupakan produk bangsa Indonesia yang mampu menghimpun Indonesia berasal dari induk bahasa melayu / Austronesia ini akar-akarnya memang telah menyebar di seluruh pulau-pulau nusantara ini. Meskipun masing-msing suku telah mempunyai bahasa sendiri, namun mereka dengan mudah bisa menerima bahasa melayu sebagai bahasa nasinal karena banyak akar katanya sudah sama dengan istilah-istilah di daerah masing-masing. Kepercayaan pada roh nenek moyang, Memang di semua suka Indonesia dari masa purba hingga sekarang, pemujaan roh nenek moyang tetap berlangsung walaupun sudah mengalami gempuran pengaruh Hindu-Islam dan Barat. Sikap ramah dan gotong royongIni merupakan sikap khas bangsa Indonesia yang terkenal di dunia internasional. Sebagian besar suku-suku di Indonesia bersikap ramah dengan ekspresi senyum, ingin menolong dan menyenangkan orang lain. Sikap ini berkaitan erat dengan sikap gotong royong yang merupakan cirri masyarakat tradisional. Modernisasi dan pembangunan, Ini merupakan ide dan tindakan pemerintah serta rakyat Indonesia sebagai jawaban atas keterbelakangan yang melanda masyarakat. Ide dan tindakan ini keluar dari dorongan kenyataan bahwa sumber-sumber alam semakin menipis, sedangkan tuntutan masyarakat makin membengkak. Karena itu bangsa Indonesia harus bisa menguasai alam dan berani merombak apa yang menjadi sebab keterbelakangan di bidang lain, misalnyan pendidikan, ekonomi, keamanan, pertanian, perhubungan dan telekomunikasi.
5. KEBUDAYAAN DAN AGAMA
    Budaya diperoleh melalui belajar. Tindakan-tindakan yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam masyarakat adalah budaya. Tapi kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam pikiran yang kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, etos kerja dan pandangan hidup. Yojachem Wach berkata tentang pengaruh agama terhadap budaya manusia yang immaterial bahwa mitologis hubungan kolektif tergantung pada pemikiran terhadap Tuhan. Interaksi sosial dan keagamaan berpola kepada bagaimana mereka memikirkan Tuhan, menghayati dan membayangkan Tuhan (Wach, 1998:187). Lebih tegas dikatakan Geertz (1992:13), bahwa wahyu membentuk suatu struktur psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang menjadi sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan. Faktor kondisi yang objektif menyebabkan terjadinya budaya agama yang berbeda-beda walaupun agama yang mengilhaminya adalah sama. Nuansa yang terjadi pada Islam yang tumbuh dalam masyarakat di mana pengaruh Hinduisme yang kuat dengan yang tidak adalah sangat berbeda. Jadi budaya juga mempengaruhi agama. Budaya agama tersebut akan terus tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan kesejarahan dalam kondisi objektif dari kehidupan penganutnya (Andito, ed, 1998:282).Tapi hal pokok bagi semua agama adalah bahwa agama berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur masyarakat, adat istiadat dan lain-lain. Jadi ada pluraisme budaya berdasarkan kriteria agama. Hal ini terjadi karena manusia sebagai homoreligiosus merupakan insan yang berbudidaya dan dapat berkreasi dalam kebebasan menciptakan pelbagai objek realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama. Memecahkan kedudukan nisbah antara kebudayaan dan agama adalah essensial dan fundamental sekali, karena masalah tersebut merupakan pemecahan akar/cabang berbagai persoalan lainnya dari masalah terpokok termaksud di atas. Ada beberapa pendirian mengenai nisbah antara agama dan kebudayaan, yaitu:
1.     Pendapat pertama: agama adalah bagian dari kebudayaan, jadi kebudayaan mencakup agama.
2.     Pendapat kedua: Kebudayaan adalah bagian dari agama, jadi agama mencakup kebudayaan.
Agama samawi dan agam kebudayaan tidak saling mencakup. Pada prinsipnya yang satu tidak merupakan bagian dari pada agama yang lainnya, masing-masing berdiri sendiri. Antara keduannya tentu saja dapat saling berhubungan erat seperti yang kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana hubungan pasangan suami-istri, yang dapat melahirkan putra, namun suami bukan bagian dari istri, demikian pula sebaliknya.
Agama Budaya, Agama Kebudayaan, Agama Filsafat ialah Agama Bumi, ialah agama hasil ciptaan manusia. Kebudayaan Agama adalah kebudayaan yang dilandasi oleh ajaran agama tertentu, seperti Kebudayaan Islam, Kebudayaan Yahudi, Kebudayaan Nasrani, Kebudayaan Hindu, Kebudayaan Konghucu, dan lain sebagainya.