Rabu, 01 Juli 2015

pengertian kutipan dan contohnya

Kutipan, sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

Tujuan:
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a. landasan teori
b. penguat pendapat penulis
c. penjelasan suatu uraian
d. bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2) penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3) kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4) jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5) penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6) perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
1) Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
2) Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
3) Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
4) Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
5) Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
6) Meningkatkan estetika penulisan.
7) Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang terkait dengan data pustaka.

Jenis Kutipan
a. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].

b. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan pada catatan kaki
e. Kutipan atas ucapan lisan
f. Kutipan dalam kutipan
g. Kutipan langsung pada materi

Ada tiga cara menempatkan sumber kutipan dalam tulisan, yaitu:

1. cara ringkas, yaitu cara menempatkan sumber kutipan dibelakang bahan yang dikutip. Sumber kutipan ini ditukiskan diantara tanda kurung dengan menyebutkan nama pengarang, tahun penerbitan, dan halaman yang dikutip.

2. cara langsung, yaitu cara menempatkan sumber kutipan langsung dibawah sumber kutipan langsung dibawah pernyataan yang dikutip. Antara pernyataan atau teks dalam tulisan dengan sumber kutipan dipusahkan dengan garis lurus sepanjang garis teks. Jarak garis pemisah dengan teks adalah satu spasi dan jarak garis pemisah dengan sumber kutipan adalah dua spasi, sedangkan garis baris dari kutipan itu sendiri adalah satu spasi

3. cara menempatkan sumber kutipan di kaki halaman, cara ini lazim dfisebut footnote (catatan kaki) dan cara ini lebih banyak dianut dalam penulisan skripsi. Antara bagian teks dengan footnote dipisahkan dengan garis lurus sepanjang dua inci dan jarak baris antara garis pemisah dengan teks adalah satu setengah spasi, sedangkan jarak baris antara garis pemisah atau footnote adalah dua spasi.indensi untuk footnote seperti indensi alines bsru dalam teks. Jarak baris dalam footnote adalah satu spasi, sedangkan jarak antara footnote satu dengan footnote lain dalam tiap halaman adalah dua spasi.

contoh kutipan
1. Kutipan langsung

“Kemajuan teknologi memang sangat penting untuk kehidupan manusia jaman sekarang. Karena teknologi adalah salah satu penunjang kemajuan manusia.” (Aling Indra, Kemajuan Teknologi, 20012, Hal. 2)

2. Kutipan tak langsung

Perkembangan teknologi berkembang secara drastis dan terus berevolusi hingga sekarang. Hingga menciptakan obyek-obyek, teknik yang dapat membantu manusia dalam pengerjaan sesuatu lebih efisien dan cepat. (Aling Indra, Kemajuan Teknologi, 20012, Hal. 4)

Tahapan Penulisan Ilmiah

TAHAP PERSIAPAN
I. PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
A.    LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN PENULISAN KARYA ILMIAH
Pada dasarnya, hal terpenting yang harus dipikirkan oleh seorang penulis karya ilmiah pada tahap persiapan ini adalah Pemilihan Topik. Yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
1. Pemilihan Topik/ Masalah untuk Karya Ilmiah
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk karya ilmiah. Dalam penulisannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan unuk kerya tulis ilmiah dapat dilakukan dengan cara;
2. Merumuskan tujuan
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya;
  • Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana;
  • Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap rumusan yang kita buat;
  • Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan, berarti rumusan tujuan yang kita buat sudah cukup jelas dan tepat.

b. Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
c. Menelusuri Topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik;
  • Fokuskan topik agar mudah dikelola;
  • Ajukan pertanyaan

3. Mengidentifikasi Pembaca Karya Ilmiah
Kewajiban seorang penulis karya ilmiah adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Sebelum menulis, kita harus mengidentifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tepat sasaran.
 4. Menentukan Cakupan Isi Materi Karya Ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
II. PENGUMPULAN INFORMASI UNTUK PENULISAN KARYA ILMIAH
A. MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER DATA, INFORMASI, DAN BAHAN UNTUK TULISAN
Perpustakaan pada umumnya menyediakan berbagai koleksi data atau informasi yang terekam dalam berbagai bentuk media, seperti media cetak dan media audiovisual. Hal pertama yang harus kita lakukan pada saat memasuki perpustakaan adalah memahami di mana letak sumber informasi yang dibutuhkan berada. Salah satu tempat yang patut kita tuju adalah bagian referensi. Bagian referensi ini biasannya berisi koleksi tentang encyclopedia, indeks, bibliografi, atlas dan kamus.
1. Mencari Buku dengan Online Catalog dan Card Catalog
Pencarian buku dengan cara Online Catalog biasanya menggunakan terminal komputer. Kita dapat mencari buku dengan judul dan nama penulis yang jelas atau minta kepada komputer untuk mencarikan file-file yang berkaitan dengan topik yang sedang kita tulis.
Selain menggunakan komputer, kita juga dapat menggunakan Card Catalog untuk mencari buku atau artikel yang kita butuhkan. Pada umumnya, buku koleksi perpustakaan didata dalam 3 (tiga) jenis kartu katalog, yaitu katalog yang berisi data tentang pengarang/ penulis, judul buku dan subjek/ topik tertentu.
 Memeriksa Bahan-Bahan Pustaka yang Telah Diperoleh
Setelah bahan pustaka terkumpul kita harus memeriksa bahan-bahan tersebut apakah sesuai atau tidak dengan topik yang kita tulis. Cara memeriksa bahan pustaka tersebut adalah;
  • Atur waktu membaca
  • Bacalah secara selektif
  • Bacalah secara bertanggung jawab
  • Bacalah secara kritis

3. Membuat Catatan dari Bahan-bahan Pustaka
Salah satu cara terbaik dan paling sederhana dalam membuat catatan ini adalah selalu mengacu pada kartu indeks yang telah kita buat.
4. Membuat Ringkasan dan ‘Paraphrasing’
Disamping membuat catatan, kita pun dapat membuat ringkasan atau paraphrasing dari sumber  bacaan yang kita dapatkan di dalam menunjang keberhasilan proyek tulisan kita.
5. Membuat Kutipan
Kita harus mengutip dengan persis dan apa adanya pernyataan dari sumber bacaan yang kita gunakan jika pernyataan tersebut merupakan pandangan mendasar dari penulis dan jika kita ubah ke dalam bahasa kita sendiri akan mengaburkan arti sesungguhnya.
 B. MELAKUKAN WAWANCARA UNTUK MENDAPATKAN INFORMASI UNTUK TULISAN
Ada empat hal yang harus diperhatikan pada saat akan melakukan wawancara untuk keperluan proyek penulisan karya ilmiah, yaitu;
  • Menentukan orang yang tepat untuk diwawancarai
  • Mempersiapkan pedoman wawancara
  • Melaksanakan wawancara
  • Mengolah hasil wawancara


TAHAP PROSES PENULISAN
Tahap Penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
  • Tahap Pra Penulisan
1. Pemilihan dan pembatasan topik
2. Merumuskan tujuan
3. Mempertimbangkan bentuk karangan
4. Mempertimbangkan pembaca
5. Mengumpulkan data pendukung
6. Merumuskan judul
7. Merumuskan tesis
8. Penyusunan ide dalam bentuk karangan atau outline
  • Pemilihan Topik
# Apa yang akan kita tulis?
#  Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber.
#  Empat syarat: keterkuasaian, ketersediaan bahan, kemenarikan, kemanfaatan.
#  Agar lebih fokus, topik perlu dibatasi.

  • Tahap Penulisan Draf
–          Mengekspresikan ide-ide ke dalam tulisan kasar.
–          Pengembangan ide masih bersifat tentatif.
–          Pada tahap ini, konsentrasikan perhatian pada ekspresi/gagasan, bukan pada aspek-aspek  mekanik.
  • Tahap Revisi
–          Memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada penambahan, pengurangan, penghilangan, penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca.
–          Kegiatan: (a) membaca ulang seluruh draf, (b) sharing atau berbagi pengalaman tentang draf kasar karangan dengan teman, (c) merevisi dengan memperhatikan reaksi, komentar/masukan.
  • Tahap Penyuntingan
–          Memperbaiki perubahan-perubahan aspek mekanik karangan.
–          Memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan kesalahan mekanik yang lain.
–          Aspek mekanik antara lain: huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca, istilah, kosakata, format karangan.
  • Tahap Publikasi
–          Tulisan akan berarti dan lebih bermanfaat jika dibaca orang lain.
–          Sesuaikan tulisan dengan media publikasi yang akan kita tuju.
TAHAP EVALUASI
Tahap terakhir yaitu verifikasi atau evaluasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya.
Ada lima kriteria yang bisa kita gunakan untuk mengevaluasi setiap bagian dari menulis sebagai berikut :
  • Fokus.

Apa yang Anda menulis tentang? Apa klaim atau tesis Anda membela? Kriteria ini adalah yang luas, berkaitan dengan konteks, tujuan, dan koherensi dari sepotong tulisan. Apakah topik Anda sesuai untuk tugas? Apakah Anda tetap pada topik itu atau terlena pada garis singgung tidak membantu? Apakah Anda berfokus terlalu teliti atau terlalu banyak? Misalnya, esai tentang Perang Saudara Amerika pada umumnya mungkin terlalu luas untuk esai perguruan tinggi yang paling. Anda mungkin akan lebih baik menulis tentang pertempuran tertentu, umum, atau kejadian.
  • Pembangunan.

Pembangunan berkaitan dengan rincian dan bukti. Apakah Anda menyediakan cukup bahan pendukung untuk memenuhi harapan pembaca Anda? Sebuah laporan penelitian yang tepat, misalnya, biasanya mencakup banyak referensi dan kutipan untuk banyak karya lain yang relevan beasiswa. Sebuah deskripsi lukisan mungkin akan mencakup rincian tentang, komposisi penampilan, dan bahkan mungkin informasi biografis tentang seniman yang melukisnya. Memutuskan apa rincian untuk menyertakan tergantung pada penonton dimaksudkan sepotong. Sebuah artikel tentang kanker ditujukan untuk anak-anak akan terlihat sangat berbeda dari satu ditulis untuk warga senior.
  • Organisasi

Organisasi, sering disebut “pengaturan,” menyangkut ketertiban dan tata letak kertas. Secara tradisional, kertas dibagi menjadi, tubuh kesimpulan pengenalan, dan. Paragraf terfokus pada gagasan utama tunggal atau topik (kesatuan), dan transisi di antara kalimat dan paragraf yang halus dan logis. Sebuah rambles kertas kurang terorganisir, melayang di antara topik yang tidak berhubungan dengan cara serampangan dan membingungkan.
  • Gaya

Gaya secara tradisional berkaitan dengan kejelasan, keanggunan presisi, dan. Sebuah stylist yang efektif tidak hanya mampu menulis dengan jelas untuk penonton, tetapi juga bisa menyenangkan mereka dengan bahasa menggugah, metafora, irama, atau kiasan. Penata Efektif bersusah payah tidak hanya untuk membuat titik, namun untuk membuatnya dengan baik.
  • Konvensi

Kriteria ini meliputi tata bahasa, mekanik, tanda baca, format, dan isu-isu lain yang ditentukan oleh konvensi atau aturan. Meskipun banyak siswa berjuang dengan konvensi, pengetahuan tentang di mana untuk menempatkan koma dalam sebuah kalimat biasanya tidak sepenting apakah kalimat yang berharga untuk menulis di tempat pertama. Namun demikian, kesalahan yang berlebihan dapat membuat bahkan seorang penulis brilian tampak ceroboh atau bodoh, kualitas yang jarang akan terkesan pembaca seseorang.
sumber: 

Jumat, 17 April 2015

Contoh Kata Pengantar



KATA PENGANTAR

ALHAMDULILLAH, puji dan syukur Praktikan panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga Praktikan dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini. Laporan ini disusun guna memenuhi syarat untuk mengikuti ujian akhir sekolah. Dalam penyusunan ini Praktikan mengalami hambatan yang praktikan temui, namun hal itu mendorong Praktikan agar bekerja lebih baik.
 
Dalam kesempatan ini Praktikan banyak mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Dra. Sri Nuryati, selaku kepala sekolah SMK Negeri 28 Jakarta.
2.      Bapak Muhammad Soleh, selaku ketua Yayasan Daha Graha
3.      Ibu Dra. Hj. Nunuk Sri Murbaety, selaku ketua Program Study Perawatan Sosial.
4.      Bapak Suripto SE, selaku ketua unit 1 Yayasan Daha Graha.
5.      Bapak Drs. Mujianto, selaku Guru pembimbing Praktikan Sekolah.
6.      Ibu Kuntari, selaku Guru pembimbing Praktikan di Yayasan Daha Graha.
7.      Orang tua yang selalu memberika  dukungan pada Praktikan.
8.      Staff dan Perawat di Yayasan Daha Graha serta semua pihak yang membantu Praktikan yang tidak dapak disebutkan satu persatu.
Praktikan menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu saran dan kritik yang bersifat membangun Praktikan terima.
Jakarta, Juni 2010

Praktikan

Jumat, 27 Maret 2015

Jurnal Teori Perilaku Konsumen

Review Jurnal

Tema/Topik : Teori Perilaku Konsumen
Judul        : Model Perilaku Konsumen dalam Perspektif Teori dan Empiris pada Jasa Pariwisata
Sumber        : fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/sudarmiatin_1.pdf
Pengarang : Sudarmiatin

Masalah
Apakah faktor-faktor motivasi, persepsei, pembelajaran, dan sikap konsumen    secara bersama sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian

Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis:
1. pengaruh atribut obyek wisata alam terhadap image konsumen dan pengambilan keputusan berkunjung;
2. pengaruh promosi terhadap image konsumen dan pengambilan keputusan berkunjung;
3. pengaruh karakteristik individu terhadap image konsumen dan pengambilan keputusannberkunjung;
4. pengaruh image konsumen terhadap pengambilan keputusan berkunjung. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan analisis data dilakukan dengan teknik

Jenis Penelitian
Jenis atau metode penelitian ini merupakan metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk meneliti pada teknik pengambilan sampel dilakukan secara random, analisis data bersifat kuantitatif/statistik

Metode Penelitian
Indikator dalam penelitian ini:
1. Faktor pertama konsumen individualartinya bahwa pilihan untuk membeli barang/jasa dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen seperti kebutuhan, persepsi, sikap, kondisi geografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu
2. Faktor kedua, yaitu lingkungan artinya bahwa pilihan konsumen terhadap barang/jasa dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Ketika konsumen membeli barang/jasa mereka didasari oleh banyak pertimbangan misalnya karena meniru temannya,karena tetangganya telah membeli lebih dulu, dan sebagainya. Dengan demikian, interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut mempengaruhi pilihan produk yang akan dibeli.
3. Faktor ketiga, yaitu penerapan strategi pemasaran ini merupakan stimuli pemasaran yang dikendalikan oleh pemasar/pelaku bisnis. Dalam hal ini pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli pemasaran seperti iklan, dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih produk yang ditawarkan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Kajian Empiris
Pada Gambar 4 terlihat bahwa proses pembelian konsumen dimulai dari kesadaran adanya kebutuhanb (need recognition), kemudian pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif menjelang pembelian (pre-purchase alternatif evaluation), pembelian (purchase), konsumsi (consumption), hasil yang berupa kepuasan (satisfaction) ataupun ketidakpuasan (dissatisfaction).

Hubungan positif ini menunjukkan bahwa atribut obyek wisata alam, promosi, dan karakteristik individu berubah searah dengan perubahan perilaku konsumen Jasa Pariwisara.

Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1) Atribut obyek wisata alam berpengaruh positip dan signifikan terhadap image konsumen dan pengambilan keputusan berkunjung;
2) Promosi tidak berpengaruh baik terhadap image konsumen maupun terhadap pengambilan keputusan berkunjung;
3) Karakteristik individu berpengaruh positip dan signifikan terhadap image konsumen dan pengambilan keputusan

Review Jurnal

Judul
A Contingency Model Of The Association Between Strategy, Environmental Uncertainty And Performance Measurement: Impact On Organizational Performance
( Sebuah Model Kontijensi : Hubungan Antara Strategi, Ketidakpastian Lingkungan dan Pengukuran Kinerja : dampaknya pada Kinerja Organisasi )

Penulis
Zahirul Hoque (2004), School of Law and Business, Charles Darwin University, Darwin, NT 0909, Australia
Jurnal
International Business Review. 13 (2004) p.485 – 502
Abstraksi
Berawal dari kerangka kontingensi, makalah ini mencoba untuk memberikan kontribusi terhadap literatur yang meneliti faktor dan konsekuensidari ukuran kinerja.  Secara umum,penelitian iniuntuk mengetahui pilihan ukuran kinerja dalam hubungan antara : (a)prioritas strategis dan kinerja dan (b) ketidakpastian lingkungan dan kinerja.Dua hipotesis yang dikembangkan secara umum menyelidiki hubungan, prediksi, timbale balik,hubungan positif antara strategi bisnis unit dan kinerja terhadap manajemen melalui pilihan pengukuran kinerja non financial (H1) dan hubungan yang positifantara ketidakpastian lingkungan dan kinerja melalui pilihan manajemen terhadap pengukuran kinerja non finansial
(H2).  Untuk menguji hipotesis ini, digunakan model analasisi jalur pada data survei kuesioner dari 52 perusahaan manufaktur. Seperti dihipotesiskan,hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara  pilihan manajemen strategis dan kinerja melalui tingginya penggunaan pengukuran non keuangan untuk evaluasi kinerja. Di sisi lain, penelitian ini tidak menemukan
bukti hubungan yang signifikan antara ketidakpastian lingkungan dan kinerjamelalui pilihan manajemen melalui pengukuran kinerja non keuangan.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui lebih lanjut penggunaan ukuran non keuangan dalam evaluasi kinerja yang gunakan dalam  : a) Prioritas Strategi dan kinerja organisasi dan b) ketidakpastian lingkungan dan kinerja organisasi.
Implikasi Teori & Review Penelitian Terdahulu
Penelitian inibersandar kepada teori kontingensi’ yang berpendapat bahwa strategi bersaing menentukan tingkat ketidakpastian lingkungan, yangpada gilirannyamenentukan langkah-langkah pengukuran kinerja organisasi. Dari bentuk variabel kontingensi yang potensial, penelitian ini membatasikepada pertimbangan strategi dan ketidakpastian lingkungan.
Selanjutnya Penelitian mendasari kepada penelitian empiris dalam pengembangan hipotesisnya, menyangkut :
·         Strategi, pengukuran kinerja dan kinerja organisasi
Govindarajan dan Gupta(1985) yang menemukan bahwa perusahaan yang menggunakan strategi membangun’ ( tumbuhnya penjualan dan saham ) cenderung lebih menekankan pada penggunaan ukuran  non-keuangan (seperti pengembangan produkbaru, pangsa pasar, penelitian & pengembangan, kepuasan pelanggan) dibanding perusahaan yang berstrategi ‘harvest’ (yang memaksimumkan laba jangka pendek).Demikian pula, Simons (1987) menemukan bahwa perusahaan berstrategi defender cenderung lebih mengandalkan ukuran keuangan seperti anggaran jangka pendek untuk mengkompensasi manajer mereka. Ittner et al. (1997) juga menemukan bahwa secara relative titik berat pengukuran non finansial lebih besar digunakan  di perusahaan dengan orientasi inovasi berstrategi prospektor’ dibandingkan perusahaan dengan strategi defender‘.
Penelitian ini menggunakan unit analisis strategi bisnis unit (SBU) dengan pendekatan tipologi Miles & Snow (1978)dimana  perusahaan prospektor mencari peluang pasar baru dengan menciptakan sesuatu yang mereka anggap keunikan di pasar. Akibatnya, di perusahaan-perusahaan ini tingkatketidakpastiantinggi.  Literatur dalam bidang ini menunjukkan bahwa jika manajemen ingin menekankan efektivitas dalam inovasi, mengembangkan kepuasan pelanggan dan tingkat rate of return yang wajar, sistem akuntansimanajemen dan sistem pengendalian harus dirancang untuk mendukung hal tersebut (Ittner et al, 1997;. Miles & Snow, 1978; Simons, 1987, 1990). Untuk perusahaan jenis strategi prospektor, pengukuran finansial akan mempengaruhi manajer untuk kurang memperhatikan faktor-faktor keberhasilan kritis perusahaan dan kompetitif mendasar seperti harga, kualitas, kehandalan, layanan, kustomisasi,inovasi dan waktu. Pengukuran berfokus seperti ini tentu akan datang dengan mengetahui apa yang diinginkan oleh pelanggan, tingkat keterlibatan staf dalamberkreativitas dan kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk baru. Oleh karena itu, lebih besarpenekanan pada kriteria non-keuangan sebagai bandingan terhadap kriteria keuangan harus lebih utama di perusahaan-perusahaan prospektor daripada di perusahaan defender.
·         Ketidakpastian lingkungan, pengukuran kinerja dan kinerja organisasi.
Penelitian akuntansi yang cukup memberikan bukti empiris untuk mendukung pandangan bahwa ketidakpastian lingkungan secara positif terkait dengan desain sistem pengendalian akuntansi.  Penelitian Mia (1993) didalam reviewnya menyakini bahwa informasi sistem akuntansi manajemen membantu manager agar lebih baik memahami situasi ketidakpastian.
Chenhall dan Morris (1986) juga menunjukkan bahwa di mana tingkat ketidakpastian lingkungan yang relatif tinggi, organisasi cenderung menggunakan informasi sistem akuntansi manajemen (SAM) non-keuangan (dalam lingkup luas), yang dinilai lebih efektifdalam mengatasi ketidakpastian lingkungan eksternal. Penelitian ini sesuai dengan beberapa studi lain, seperti misalnya, Chongand Chong (1997), Gul dan Chia (1994), Hoque dan Hopper (1997), Mia (1993) dan Mia dan Chenhall (1994).Penelitian ini menegaskan bahwa organisasi yang efektif cenderung untuk mengurangi ketergantungan pada ukuran kinerja keuangan dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang tinggi. Penelitian-penelitian ini terutama berfokus pada hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan informasi SAM dan anggaran. Penelitianyang ada saat ini memperluas penelitian dengan ketidakpastian lingkungan yang berkaitan dengan pilihan ukuran kinerja dalam organisasi.
Konsisten dengan penelitian di atas, argumen pada riset adalah bahwa pilihan (atau tipe) pengukuran untuk evaluasi kinerja ditentukan oleh  lingkungan: semakin tinggi ketidakpastian lingkungan yang mempengaruhi kinerja perusahaan berhubungan dengan penekanan lebih besar pada pengukuran non-keuangan dalam evaluasi kinerja. Semakin besar kesulitan yang dihadapi unit bisnis, semakin besar juga ketidakpastian yangdihadapi.
Berdasarkan gambaran di atas, dapat dikatakan bahwa ada kebutuhan yang lebih besar dalam meningkatkan komunikasi dalam operasi perusahaanpada tingkat ketidakpastian lingkungantinggi. Kebutuhan komunikasi yang lebih besar ditujukan dengan lebihpenggunaanpengukuran non-keuangan sebagai langkah-langkah dalam memberikan manajemen kerangka kerja yang membantu mereka menilai ketidakpastian di berbagai bidang seperti permintaan pasar, kepuasan pelanggan, inovasi, pemasok dan karyawan.
Hipotesis Penelitian
H1 : ada hubungan yang positif dan signifikan antara strategi bisnis dan kinerja melalui pilihan manajemen dan penggunaan sistem pengukuran kinerja.
H2 : ada hubungan yang positif dan signifikan antara ketidakpastian lingkungan organisasi dan kinerja melalui pilihan manajemen dan penggunaan sistem pengukuran kinerja
Metodologi Penelitian dan Variabel Penelitian
Pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui surat kepada 100 CEO secara random sampling pada perusahaan manufaktur di Selandia Baru yang berasal dari data New Zealand Business Who’s Who edisi tahun 1994. Kriteria sampel utama yang digunakan adalah perusahaan yang memiliki minimal 100 orang karyawan. Tingkat partisipasi atas kuesioner yang kembali sebanyak 52%.Pengukuran Variabel : Strategi bisnis : mengunakan pengukuran terhadap 2 pilihan strategi yang ekstrim yaitu : prospector dan defender (Miles & Snow. 1978). Responden diberikan gambaran tentang pilihan strategi yang menekankan tingkat derajat dari perusahaan kepada penggunaan strateginya selama 3 tahun terakhir. Pengukuran menggunakan skala Likert : 1 (defender ) s/d 5 (prospector). Sama yang digunakan oleh penelitian Chenhall dan Langfield smith (1998) dan Ittner et al (1997).
Ketidakpastian Lingkungan : penelitian ini menggunakan 8 item ketidakpastian lingkungan yaitu : (1) tindakan pemasok, (2) keinginan pelanggan, selera dan preferensi, (3) kegiatan pasar pesaing, (4) diregulasi dan globalisasi, (5) aturan pemerintah, (6) lingkungan ekonomi, (7) hubungan industrial, (8) teknologi produksi dan teknologi informasi. Sama yang digunakan oleh penelitian Gordon dan Narayanan (1984) dan Govindarajan (1984). Responden diberikan pertanyaan dengan 5 skala likert : 1 (dapat diprediksi) s/d 5 (sangat tidak dapat diprediksi).
Pilihan Manajemen dan penggunaan Pengukuran Non Keuangan : Penelitian ini menggunakan 13 item pengukuran kinerja non keuangan, mengikuti penelitian sebelumnya (Abernethy & Lilis 1995; Ittner et al 1997; Kaplan & Norton 1996; Lynch & Cross 1991, dan Perera et al 1997. 13 item tersebut menyangkut :
1)      Efisiensi atau produktifitas penggunaan tenaga kerja dan bahan baku.
2)      Proses improvisasi dan re engenering.
3)      Pengantar produk baru
4)      Pelatihan & pengembangan karyawan
5)      Kepuasan pelanggan
6)      Pengiriman yang tepat waktu
7)      Hubungan dengan pemasok
8)      Hubungan ditempat kerja
9)      Keselamatan dan kesehatan kerja
10)  Pangsa pasar
11)  Jaminan biaya perbaikan
12)   Respon waktu terhadap pelanggan
13)  Kepuasan karyawan
Ke  13 item ini diukur dengan menggunakan skala likert ( 1 s/d 5), 1( perhatiannya kecil) s/d 5 (perhatiannya besar)
Kinerja Organisasi : Kinerja organisasi diukur menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Govindarajan (1984), yang kemudian digunakan juga oleh Albernethy&Gutrie (1994), Albernethy&Stoelwinder  (1991), Chenhall & Langfield-Smith (1998); Chong & Chong ( 1997) dan Govindarajan & Gupta (1985).
Model penelitian
model elvin
Alat Uji Hipotesisi Menggunakan pendekatan statistic deskriptif, koefesien korelasi pearson dan regresi berganda. Model regresi yang digunakan :model elvin 2
Hasil Penelitian
Hipotesis 1 hipotesisnyaadalah pengaruh tidak langsung dari prioritas strategis (X1) terhadap kinerja organisasi (X4) yang melalui penggunaan pengukuran non-keuangan (X3). Hasil yang disajikan menunjukkan korelasi nol-order koefisien positif
antara prioritas strategis dan kinerja organisasi (R14 ¼ 0:31, p <0:05).Korelasi yang diamati terdiri dari efek langsung positif tetapi tidak signifikanantara prioritas strategis dan kinerja organisasi (P41 ¼ 0:03, ns) ditambahpengaruh tidak langsung yang signifikan (p42r12 Þ ¼ p43r13 0:27, p <0:05) prioritas strategis
pada kinerja organisasi melalui pengukuran kinerja non-keuangan, oleh karena itu, H1 diterima.
Hipotesis 2 hipotesisnya adalah pengaruh tidak langsung ketidakpastian lingkungan (X2)pada organisasi (X4) melalui ukuran kinerja non-keuangan(X3). Hasil pengujian sehubungan dengan hipotesis inimenunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
ketidakpastian lingkungan dan kinerja organisasi (R34 ¼ 0:001, ns).
Korelasi yang diamati terdiri dari pengaruh langsung tidak signifikan dariketidakpastian lingkungan pada kinerja (p42 ¼ 0:001, ns) ditambah signifikan pada pengaruh tidak langsung (p41r12 Þ ¼ p43r23 00:02, ns) dari ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja yang melalui penggunaan ukuran kinerja non-keuangan. Oleh karena itu, tidak memberikan dukungan terhadap Hipotesis 2, dimana H2 ditolak.
Kesimpulan & Temuan
Penelitian inibertujuan untuk meneliti hubungan antara strategi bisnis perusahaan, lingkunganeksternal, penggunaan langkah-langkah dalam evaluasi kinerja, dan kinerja organisasimelalui penelitian survei dari 52 perusahaan manufaktur di Selandia Baru.
Seperti yang diharapkan, hasil menunjukkan tidak ada hubungan langsung antara unit bisnisstrategi dan kinerja organisasi. Sebaliknya, hubungan antaradua variabel muncul secara signifikan tidak langsung, sebagaimana hipotesis. Hasil signifikan dan positif ditemukan dalam hubungan antara strategi dan penggunaan manajemen terhadap pengukuran non finansialterhadap evaluasi kinerja. Hasil ini menunjukkanbahwa strategi unit bisnis adalah suatu pendahuluan penting dari evaluasi kinerja, desain sistem dan penggunaan pengukuran non-keuangan adalah penting bagi kinerja organisasi. Bukti ini konsisten dengan pandangan bahwakesesuaian dengan prioritas strategis dan pilihan pengukuran kinerjadalam evaluasi kinerja sangat penting untuk meningkatkan kinerja organisasi (Govindarajan & Gupta, 1985; Ittner et al, 1997;. Lynch & Cross,1991; Simons, 1987, 1995).
Sebaliknya, hasil pengujian path model tidak memberikan dukungan untuk hipotesis hubungan positif antara ketidakpastian lingkungan dan kinerja organisasi melalui penggunaan ukuran kinerja non-keuangan.
Bukti ini tidak konsisten dengan pandangan bahwa ketika perusahaan mengalami kesulitan dalam meramalkan kejadian masa depan, ketergantungan lebih besar terhadap penggunaan indikator
non-keuangan dalam evaluasi kinerja perusahaan. Selain itu,
hubungan signifikan antara ketidakpastian lingkungan, ukuran kinerjadan kinerja organisasi tidak membenarkan temuan studi yang adadalam hubungan antara ketidakpastian lingkungan dan desain MAS (Chenhall &Morris, 1986; Chong & Chong, 1997; Gordon & Naryanan, 1984; Ezzamel, 1990;Govindarajan, 1984; Gul & Chia, 1994; Mia, 1993).
Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan penelitian ini adalah :
Pertama,penelitian ini menggunakan versi modifikasi dari ketidakpastian lingkungan, berasal dariawal teori kontijensi serta dari literatur saat ini. Misalnya, dalammemperbarui dua instrumen awal ketidakpastian lingkungan (Gordon &Naryanan, 1984; Govindarajan, 1984), terdiri dari dua variabel baru dalam membangun,deregulasi dan globalisasi dan hubungan industrial.
Kedua, kinerja organisasi diukur menggunakan kuesionerdengan meminta responden untuk menilaidiri dari kinerja organisasi mereka, penilaian diri sendiri inidimungkinterjadinya bias dalam mengukur kinerja. Dalam studi ini kebanyakan perusahaan tidaktercatat di Bursa Efek Selandia Baru, sehingga data kinerja aktual tidak tersedia dari sumber publik.
Ketiga, setiap generalisasi hasil penelitian untuk organisasi manufaktur memerlukan  kehati-hatian. Berbagai dimensi dan pengaruh relatif kemungkinan dapat dieksplorasidengan studi kasus.
Keempat, penelitian ini hanya dibatasidi Selandia Baru;
ada kemungkinan bahwa perusahaan-perusahaan di Negara lain berbedadengan di Selandia Baru. Ini mungkin demikian karena ukuran ekonomi Selandia Baru,sifat persaingan pasar, hukum dan peraturan, hambatan dan kebijakan atau struktur ekonomiyang mungkin berbeda antara negara.
Riset Selanjutnya
Penelitian selanjutnya mungkindapat dirancang untukmembandingkan temuan dalam studi ini dengan temuan-temuan yang berkaitan denganperusahaan di negara lain. Akhirnya, temuan penelitian ini adalah bergantungwaktu, oleh karena itu sebuah studi longitudinal dalam setting yang berbeda dengan menggunakan metodologi yang lebih softer’(misalnya studi kasus) dapat memberikan perhatian yang khusus tentang masalah yang ada dalam studi ini.
TELAAH KRITIS 
Penelitian diatas mendiskripsikan tentang …….dst.




http://www.scribd.com/doc/244996595/Review-Jurnal-1#scribd